Dan
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit,
bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya.
Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim
lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)
Dari
nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya
terkait dengan harta, kedudukan, dan kekuasaan belaka. Amanah merupakan urusan
besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan
kesiapan untuk menerima dan memikulnya.
Jika demikian, pastilah amanah adalah
urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan
dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya
sebagaimana mestinya.
Sangat
miris memang, sekarang ini banyak di antara ikhwah yang selalu menolak bila
diberikan amanah. Ada banyak alasan tentunya, belum siaplah, masih memperbaiki
diri, ada hal lain yang harus dipikirkan, gak sangguplah, sudah banyak
amanahlah, takut keteteranlah, dan sebagainya.
Tetapi sejatinya, ruhul
istijabah (bersiap sedia & bersegera) itu harus kita latih mulai dari
sekarang. Sehingga ketika amanah itu datang, tidak ada alasan bagi kita untuk
menolaknya (selama amanah tersebut sesuai dengan syariat Islam).
Pada
zaman dahulu, ada seorang murid yang datang pada seorang Ustadz. Beliau
berkata, “Ya Ustadz, kenapa orang yang kau beri amanah hanya si Fulan B saja?
Antum tidak adil pada Ana.
Dengan
serta merta, ulama itu menjawab, “Tolong kau pindahkan meja yang besar itu
sekarang”
Kemudian
muridnya itupun menjawab, “Mana mungkin aku bisa, meja itu terlalu besar dan
butuh lebih dari 10 orang untuk mengangkatnya”
Tak
beberapa kemudian, lewat salah seorang murid yang mengantarkan buku untuk
Ustadz tersebut. Ustadz pun langsung menyuruh si Fulan B untuk mengangkat meja
tersebut.
Tanpa banyak bicara, Fulan B pun langsung menyanggupi perintah dari
ulama tersebut. Setelah beberapa jam, Fulan B pun kembali dan mengabarkan bahwa
meja itu besar dan berat sekali. Ia hanya mampu memindahkannya 1 hasta saja.
Butuh beberapa orang untuk bisa memindahkannya.
Ustadz
tadi pun tersenyum dan mempersilakan Fulan B untuk pergi. Ustadz pun memberikan
penjelasan kepada Fulan A. “Antum tahu apa bedanya Antum dengan Fulan B?
Bedanya adalah ruhul istijabah (bersiap sedia). Dan ruhul istijabah itu lahir
dari keimanan yang mendalam. Ketika ada masalah dengan amanah itu maka
komunikasikanlah, kerahkan kemampuan terbesarmu dan juga orang-orangmu untuk
membantumu”.
Mungkin
cerita tadi bisa memberikan sedikit pemahaman pada kita bahwa kader dakwah saat
ini seringkali menolak amanah tanpa mencobanya terlebih dahulu. Padahal amanah
itu sejatinya datang dari Allah.
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya… ” (An- Nisa’ [4]: 58)
Amanah
yang ada pada kita sekarang bukan karena rekomendasi murabbi, usulan teman,
ajakan senior, dan sebagainya. Tapi Allah telah memilih kita untuk memegangnya
melalui perantaraan orang-orang tersebut. Dan Allah hanya memilih orang-orang
khusus untuk mengembannya. Allah lah yang tahu kapasitas dan kemampuan
diri kita bahkan lebih dari kita sendiri. Allah tidak akan mencoba hamba-Nya
lebih dari kemampuannya. Salah satu cara Allah menjaga dan mencintai hamba-Nya
adalah dengan menyibukkannya untuk melakukan hal-ha yang baik sehingga waktunya
habis untuk berjuang di jalan Allah.
Untuk
itulah saudaraku, bersiap sedialah… Perbesarlah pemikiran dan cita-cita
sehingga pemikiran kita tak hanya meliputi hal dari ujung rambut sampai ujung
kaki yang sifatnya hanya untuk kebutuhan pribadi saja. Tetapi berpikir dan
bercita-citalah yang besar untuk kejayaan umat ini.
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka”. (At
Taubah: 111)
Maka
dari itulah, ketika amanah datang meminangmu, maka terimalah selama amanah
itu sesuai dengan syariat). Lakukanlah dengan totalitas karena sejatinya amanah
ini akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
* Mahasiswi Institut Teknologi Telkom, Bandung. Berada di lingkungan pendidikan yang cukup kondusif dan penuh seni. Seseorang yang sedang aktif di KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan sedang berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta menebarkan manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/author/julitas/#ixzz2sBZrhGo4
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on FacebookSumber: http://www.dakwatuna.com/2014/02/02/45727/ketika-amanah-datang-meminangmu/#ixzz2sBYLHTMG
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar