Kata seorang
dosen, “Kalau kalian sedang mencari jalan keluar dari sebuah persoalan, maka
berjalanlah! Berjalan saja ke mana pun kalian mau! Jangan tidur terus di kost!”
Aku ingat waktu itu beliau lagi cerita pas dapat juara satu nulis resensi buku,
secara kebetulan, tanpa rekayasa dan tanpa dibuat-buat. Ciyus deh. Kata beliau,
pas lagi jalan-jalan nggak sengaja nemu pengumuman lomba nulis, beliau ikut deh
dan dapat hadiah 3 juta. Waw! Padahal waktu itu beliau cuma lagi butuh uang 2,5
juta. Inspirasi yang mantap!
Nggak ada
salahnya nyoba kan? Asyyiiiiiiik. It's time to jalan-jalan!
Dan.. pas
banget sampai di depan gedung balai desa yang nggak sengaja aku lewati, ada
tulisan:
SELAMAT
DATANG PESERTA WORKSHOP KEPENULISAN! TERBUKA UNTUK UMUM!
“Waaaaw!”
langsung berbinar-binar mataku. Barangkali aja ada materi semacam tips dan trik
mudah menulis skripsi, kan? Tanpa siaran ulang atau siaran tunda, aku (siaran)
langsung daftar ke panitia.
“Mba, masih
boleh daftar, kan?”
“Oh, boleh,
Mba.. boleh banget. Silakan! Tapi karena daftarnya on the spot jadi
bayarnya 150 ribu, ya, Mba!”
“Hah?! 150?
Mahal banget? 150 kok di balai desa? Harusnya di hotel bintang tujuh, Mba!”
ucapku sewot.
“Ya itu kalo
mbaknya mau. Kalo nggak, ya udah,” tahu banget dia kalau aku lagi butuh.
Terpaksa deh bayar.
Setelah
nunggu satu jam, dua jam, tiga jam…
Kok
materinya: bagaimana menulis dongeng, cerpen, puisi, pantun, dan bagaimana
menang lomba? Aaarrghhhh! Nggak ada sedikit pun materi yang bahas bagaimana
menulis karya ilmiah, apalagi skripsi? Suntuk. Pas keluar, nggak sengaja
nglirik banner
yang masih terpampang di dinding tadi.
Melotot
mataku!
“Astghfirullah…
Pantesan aja materinya dongeng! Orang ini buat nulis fiksi!” pinter banget
panitianya... tulisan fiksi-nya dikecilin.
Rasanya
pengen ngobrak-ngabrik ini balai desa.
“Grrrrrrr!
Skripsiiii! Balikin uang bensin aku bulan iniiiiiiii!”
Rasanya mau
pecah kapala ini.
***
Ketika
menghadap dosen PA (Pembimbing Akademik), yang begitu aku harapkan petunjuk dan
petuahnya, supaya aku bisa gampang bikin skripsi, lulus dengan cepat, tepat,
akurat dan nggak pake telat, ehhh bukannya dapat motivasi apa masukan ide gitu,
ini malah dapat kata-kata mutiara yang indaaaaaah banget.
“Buat apa
lulus cepat-cepat? Kalau bisa lulus semester empat belas, kenapa lulus semester
delapan?”
Huaaaaaahhh!
Rasanya pengen teriak sekenceng-kencengnya,
“Paaaak! Saya
boleh nonjok Bapak, nggaaaaaakkkk?!”
***
Waktu curhat
sama teman ngaji,
“Rani, kamu
kan biasanya doanya manjur banget, tuh! Doain aku biar cepat beres skripsi dan lulus
tepat waktu, ya?!” terus dia jawab dengan kalimat yang begitu mempesona:
“Nggak mau!”
*Jebrettttttt.
“Kalau aku
doain kamu biar cepat lulus, nanti malaikat juga bakal doain aku cepat lulus!
Aku kan pengin diwisuda suami dulu sebelum diwisuda kampus!”
*Plakkkkk!
Aku kayak ditampar pakai wajan! Mana ngomongnya pakai tanda seru semua. Hiks,
aku cuma bisa bengong.
***
Saat sudah
siap buka lepi (nama kesayangan laptopku), tiba-tiba terdengar suara Bu Kost
yang merdu menusuk kalbu,
“Mba, temenin
anak-anak ya, Ibu sama Bapak mau kondangan dulu,” sedangkan posisi lepi harus
nyolok setruman (stop kontak), nggak bisa dibawa ke mana-mana, dan nggak bisa
fokus sambil jaga anak-anak karena mereka tipe anak-anak yang dahsyat seperti,
“Adiiiit!”
sampe serak suaraku, “kalau mau main panjat-panjatan, naiknya kursi kek,
meja kek,
lemari kek! Jangan di loteng gituuuuu!” dia tipe kinestetis,
yang nggak ketulungan.
Serta,
Jep..ajep-ajep!
Ajep-ajep!
“Ditaaaaa!”
suaraku yang udah kayak petir masih aja nggak kedengeran di telinganya,
“kecilin tape-nya,
dooooooong!!!” dia tipe auditori, yang nggak ketulungan juga. Kalo nyetel tape,
full volumenya. Malah kalo bisa di atasnya full!
Skripsi..oh..skripsiii!
Gimana aku bisa konsennnn?!
***
Pas udah bisa
buka lepi, “Mba, tolong temenin anak-anak, ya.. Ibu mau belanja, dulu,” Ya
Tuhan... ibu kalo belanja bisa dari terbit fajar sampai terbenam
matahari.Ngeeeekkkkkk!
Waktu pas
ngetik… Pet!
Mati lampu.
Yeesss!!!
Bisa kena gangguan jiwa aku kalo begini terus.
Haaaaaahhh!
Desember udah mau abis. Padahal teman-teman udah pada di terima proposal
judulnya. Akuuuuu? Ngetik sehuruf aja belum!
Langsung
istighfar 100 kali.
***
Diam-diam aku
merenungi diri.
“Tuhan..
ampunilah hamba-Mu yang dzalim ini. Aku suka menunda-nunda sholat. Kadang
bolong-bolong, eh, bolooooong banget target One day One juz-nya sama ma’tsurat (doa pagi
dan petang)-nya juga, ya Allah.. Terus sering telat dateng ngajinya.. kadang
bolos juga. Terus nggak nambah hafalan ayatnya, malah minus, ya Allah.”
“Ya Allah..
Aku sering tidur pagi-pagi, banyak bikin alasan, nggak manfaatin waktu luang,
nggak suka baca juga. Hiks!” *Nah, lho! Ketahuan.
“Ngga dhuha,
nggak tahajud juga, apalagi solat hajat?” *Lengkap banget.
“Ampuni aku,
ya Allah!”
Istighfar
1000 kali.
Pelan-pelan
aku mulai bebenah. Aku inget kata Pak Hamid, ustadz di belakang kosan pas
kulsub (kuliah subuh) tadi,
“Allah akan
menolong urusan-urusan kita melalui malaikat-malaikat-Nya jika kita senantiasa
berdzikir kepada-Nya.” Biarlah skripsiku memang belum selesai, tapi hatiku
lebih tenang sekarang.
Aku nggak doain apa yang kamu mau,
tapi aku berdoa supaya Allah ngasih yang terbaik buat kamu. Semangat buat
skripsinya, Sobat!
Ah, indah sekali. Itu sms dari
Rani barusan. Makasih, ya Allah..
Selesai.
Purwokerto, 27 Desember 2013
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar