Skripsi Oh Skripsi (Part 2)

Posted by Unknown On 18.54 No comments

 
Kata seorang dosen, “Kalau kalian sedang mencari jalan keluar dari sebuah persoalan, maka berjalanlah! Berjalan saja ke mana pun kalian mau! Jangan tidur terus di kost!” Aku ingat waktu itu beliau lagi cerita pas dapat juara satu nulis resensi buku, secara kebetulan, tanpa rekayasa dan tanpa dibuat-buat. Ciyus deh. Kata beliau, pas lagi jalan-jalan nggak sengaja nemu pengumuman lomba nulis, beliau ikut deh dan dapat hadiah 3 juta. Waw! Padahal waktu itu beliau cuma lagi butuh uang 2,5 juta. Inspirasi yang mantap!
Nggak ada salahnya nyoba kan? Asyyiiiiiiik. It's time to jalan-jalan!
Dan.. pas banget sampai di depan gedung balai desa yang nggak sengaja aku lewati, ada tulisan:
SELAMAT DATANG PESERTA WORKSHOP KEPENULISAN! TERBUKA UNTUK UMUM!
“Waaaaw!” langsung berbinar-binar mataku. Barangkali aja ada materi semacam tips dan trik mudah menulis skripsi, kan? Tanpa siaran ulang atau siaran tunda, aku (siaran) langsung daftar ke panitia.
“Mba, masih boleh daftar, kan?”
“Oh, boleh, Mba.. boleh banget. Silakan! Tapi karena daftarnya on the spot jadi bayarnya 150 ribu, ya, Mba!”
“Hah?! 150? Mahal banget? 150 kok di balai desa? Harusnya di hotel bintang tujuh, Mba!” ucapku sewot.
“Ya itu kalo mbaknya mau. Kalo nggak, ya udah,” tahu banget dia kalau aku lagi butuh. Terpaksa deh bayar.
Setelah nunggu satu jam, dua jam, tiga jam…
Kok materinya: bagaimana menulis dongeng, cerpen, puisi, pantun, dan bagaimana menang lomba? Aaarrghhhh! Nggak ada sedikit pun materi yang bahas bagaimana menulis karya ilmiah, apalagi skripsi? Suntuk. Pas keluar, nggak sengaja nglirik banner yang masih terpampang di dinding tadi.
Melotot mataku!
“Astghfirullah… Pantesan aja materinya dongeng! Orang ini buat nulis fiksi!” pinter banget panitianya... tulisan fiksi-nya dikecilin.
Rasanya pengen ngobrak-ngabrik ini balai desa.
“Grrrrrrr! Skripsiiii! Balikin uang bensin aku bulan iniiiiiiii!”
Rasanya mau pecah kapala ini.
***
Ketika menghadap dosen PA (Pembimbing Akademik), yang begitu aku harapkan petunjuk dan petuahnya, supaya aku bisa gampang bikin skripsi, lulus dengan cepat, tepat, akurat dan nggak pake telat, ehhh bukannya dapat motivasi apa masukan ide gitu, ini malah dapat kata-kata mutiara yang indaaaaaah banget.
“Buat apa lulus cepat-cepat? Kalau bisa lulus semester empat belas, kenapa lulus semester delapan?”
Huaaaaaahhh! Rasanya pengen teriak sekenceng-kencengnya,
“Paaaak! Saya boleh nonjok Bapak, nggaaaaaakkkk?!”
***
Waktu curhat sama teman ngaji,
“Rani, kamu kan biasanya doanya manjur banget, tuh! Doain aku biar cepat beres skripsi dan lulus tepat waktu, ya?!” terus dia jawab dengan kalimat yang begitu mempesona:
“Nggak mau!” *Jebrettttttt.
“Kalau aku doain kamu biar cepat lulus, nanti malaikat juga bakal doain aku cepat lulus! Aku kan pengin diwisuda suami dulu sebelum diwisuda kampus!”
*Plakkkkk! Aku kayak ditampar pakai wajan! Mana ngomongnya pakai tanda seru semua. Hiks, aku cuma bisa bengong.
***
Saat sudah siap buka lepi (nama kesayangan laptopku), tiba-tiba terdengar suara Bu Kost yang merdu menusuk kalbu,
“Mba, temenin anak-anak ya, Ibu sama Bapak mau kondangan dulu,” sedangkan posisi lepi harus nyolok setruman (stop kontak), nggak bisa dibawa ke mana-mana, dan nggak bisa fokus sambil jaga anak-anak karena mereka tipe anak-anak yang dahsyat seperti,
“Adiiiit!” sampe serak suaraku, “kalau mau main panjat-panjatan, naiknya kursi kek, meja kek, lemari kek! Jangan di loteng gituuuuu!” dia tipe kinestetis, yang nggak ketulungan.
Serta,
Jep..ajep-ajep! Ajep-ajep!
“Ditaaaaa!” suaraku yang udah kayak petir masih aja nggak kedengeran di telinganya, “kecilin tape-nya, dooooooong!!!” dia tipe auditori, yang nggak ketulungan juga. Kalo nyetel tape, full volumenya. Malah kalo bisa di atasnya full!
Skripsi..oh..skripsiii! Gimana aku bisa konsennnn?!
***
Pas udah bisa buka lepi, “Mba, tolong temenin anak-anak, ya.. Ibu mau belanja, dulu,” Ya Tuhan... ibu kalo belanja bisa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.Ngeeeekkkkkk!
Waktu pas ngetik… Pet! Mati lampu.
Yeesss!!! Bisa kena gangguan jiwa aku kalo begini terus.
Haaaaaahhh! Desember udah mau abis. Padahal teman-teman udah pada di terima proposal judulnya. Akuuuuu? Ngetik sehuruf aja belum!
Langsung istighfar 100 kali.
***
Diam-diam aku merenungi diri.
“Tuhan.. ampunilah hamba-Mu yang dzalim ini. Aku suka menunda-nunda sholat. Kadang bolong-bolong, eh, bolooooong banget target One day One juz-nya sama ma’tsurat (doa pagi dan petang)-nya juga, ya Allah.. Terus sering telat dateng ngajinya.. kadang bolos juga. Terus nggak nambah hafalan ayatnya, malah minus, ya Allah.”
“Ya Allah.. Aku sering tidur pagi-pagi, banyak bikin alasan, nggak manfaatin waktu luang, nggak suka baca juga. Hiks!” *Nah, lho! Ketahuan.
“Ngga dhuha, nggak tahajud juga, apalagi solat hajat?” *Lengkap banget.
“Ampuni aku, ya Allah!”
Istighfar 1000 kali.
Pelan-pelan aku mulai bebenah. Aku inget kata Pak Hamid, ustadz di belakang kosan pas kulsub (kuliah subuh) tadi,
“Allah akan menolong urusan-urusan kita melalui malaikat-malaikat-Nya jika kita senantiasa berdzikir kepada-Nya.” Biarlah skripsiku memang belum selesai, tapi hatiku lebih tenang sekarang.
Aku nggak doain apa yang kamu mau, tapi aku berdoa supaya Allah ngasih yang terbaik buat kamu. Semangat buat skripsinya, Sobat!
Ah, indah sekali. Itu sms dari Rani barusan. Makasih, ya Allah..
Selesai.
Purwokerto, 27 Desember 2013




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar: