Oleh Ummy Kultsum
Ngerjain skripsi
itu butuh lingkungan yang mendukung. Orang tua yang mendukung. Ibu Kost yang
mendukung. Kakak-kakak yang mendukung. Adik-adik yang mendukung. Teman-teman
yang mendukung dan... dompet yang mendukung! Hehehe.
Jangan salah!
Lingkungan yang nggak mendukung itu bukan mereka yang ramai-ramai membuat
spanduk bertuliskan: DILARANG MENULIS SKRIPSI!
Bukan! Bukan itu!
Cukuplah lingkungan dikatakan tidak mendukung jika saat kamu membutuhkan
referensi dan kamu harus ke perpustakaan, tiba-tiba Ibu Kost bilang,
“Mba, jangan ke
mana-mana, ya! Kasian anak-anak sendirian di rumah. Ibu ada tugas keluar kota
sampai hari Minggu.”
“Mba, anterin
Embah ke Rumah Sakit, ya.. Embah mau kontrol jantung,” pesan Embah Kost hari
Seninnya.
“Bu, aku ijin ke
perpus, ya?” ucapku dengan muka penuh harap hari Selasa pagi.
“Sebentar! Itu
kayaknya motor sudah lama nggak diservis deh. Gimana kalau ke bengkel
dulu aja? Udah nggak ada kuliah, kan?”
“Eng..nggak sih,
Bu...” Hiks, aku menyesal bilang ujiannya udah selesai kemarin.
Terus, pas mau
berangkat ke perpus...
Pretek..pretek..
Byuuurrrr!
Suara hujan mengguyur tanpa ampun.
Rabu.
“Yes.. goes to
library! Syubidu-bidu.. la la la..” Aku senang banget bisa ke perpus
walaupun belum tahu buku apa yang mau dibaca. Pokoknya bisa ke perpus dulu deh.
Dan pas sampai…
MAAF UNTUK
SEMENTARA PERPUSTAKAAN LIBUR KARENA PETUGAS SEDANG LIBURAN KE ANCOL.
Aku langsung
lemas melihat deretan tulisan yang menempel di pintu perpustakaan.
“Ke toko buku
aja... pasti nggak tutup!” saran Rani pas aku curhat.
Emm.. iya,
bisa..bisa! Bisa nggak jalan motor aku besok, gara-gara nggak ada
bensinnyaaaaaaa! Aaarrggghhhhh!
***
Namaku Lila. Itu
tadi cuplikan keseharianku pekan ini. Pekan edisi galau. Maklum, menginjak
kepala tujuh (maksudnya semester tujuh) dengan kondisi keuangan keluarga
pas-pasan, juga ibu yang sudah tua dan sakit-sakitan, mau-nggak-mau aku harus
segera nulis makhluk bernama: SKRIPSI! Titik.
Aku ngekost,
tepatnya numpang di rumah dosen. Memang makan, tidur, listrik, sama toilet
gratis, malah dapat inventaris motor, uang buat servis dan uang bensin. Oya
yang disebut terakhir itu ada keterangan waktunya... kadang-kadang. Hiks.
Ibu kost itu
orangnya sibuk. Maklum, beliau di bagian Pusbangker (Pusat Pengembangan dan
Kerjasama) kampus, jadi hampir tiap bulan ada jadwal pergi ke luar kota, bahkan
luar negeri. Bapak kost sedang lanjut studi doktoral. Dengan kata lain: sibuk
juga.
Waktu awal-awal
aku ngekost semester lima, Bu Kost kayaknya nggak tega-tega amat sama aku. Tapi
sekarang...
“Mba, jangan lupa
cuciannya nanti dijemur, ya! Abis itu bantuin di dapur, ya!” begitu biasanya
kalau jam 6 pagi Bu Kost bernyanyi. Mending kalo cuciannya dikit, ini udah
banyak, mana berat, terus harus naik lantai lima pula. Bisa-bisa aku jadi
sebesar Samsons meski harus setegar Rossa. Double hiks.
“Mba... kucingnya
tolong ditungguin ya, itu di depan sendirian. Kalau diculik kasian nanti,”
begitu lagu Bu Kost kalau beliau nggak nyuruh ngejemur. Maklum kucingnya Bu
Kost itu kucing langka, Persija gitu deh alias hasil silang kucing Persia sama
kucing Jawa. Hihihi. Oya masih ada rutinan pagi lainnya: nganter anak-anak
sekolah! Aku kan ngojeg juga, hiks... hampir lupa.
Siang!
“Mba, jangan lupa
jemput anak-anak, ya. Abis itu anterin ke tempat les.”
Sore!
“Anak-anak sudah
di jemput semua belum, Mba?”
Grrrrrrrrrrrrrr!
Kalau ada kuliah
aku bisa nolak itu semua. Tapi gimana dengan skripsi yang keterangan
lengkapnya: b-e-l-u-m m-u-l-a-i?
Aku bingung.
Bingung alasan apa lagi yang harus kubikin buat nolak tugas dari Ibu Kost.
Orang judulnya aja belum ada. Aaarrrghhhh!
Skripsi.. Oh..
Skripsi..
dr: Annida Online
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar